Jogging
adalah salah satu aktivitas fisik yang paling populer di dunia. Selain
sederhana, olahraga ini bisa dilakukan siapa saja tanpa memerlukan biaya besar.
Menariknya, olahraga
jogging disebut sebagai bagian dari cabang atletik karena
aktivitas ini merupakan bentuk dasar dari olahraga lari. Tidak heran jika
banyak orang menjadikan jogging sebagai rutinitas harian untuk menjaga kesehatan
dan kebugaran tubuh.
Bagi sebagian orang, jogging bukan sekadar aktivitas santai, melainkan juga sebuah langkah nyata menuju gaya hidup sehat. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengapa jogging disebut cabang atletik, manfaat yang diberikannya, teknik yang tepat, serta tips praktis agar Anda bisa berolahraga lebih aman dan efektif.
Mengapa Olahraga Jogging Disebut Cabang Atletik?
Dalam
dunia olahraga, atletik dikenal sebagai “induk dari segala cabang olahraga”
karena mencakup aktivitas dasar manusia: berlari, melompat, dan melempar.
Jogging sendiri masuk dalam kategori lari dengan intensitas ringan hingga
sedang.
Menurut World
Athletics, jogging bukan termasuk nomor lomba resmi dalam atletik, tetapi
tetap diakui sebagai bentuk latihan dasar yang melatih daya tahan tubuh. Di
Indonesia, KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) juga menempatkan
jogging sebagai bagian dari latihan pembinaan atlet sekaligus olahraga massal
yang mudah diakses masyarakat.
Dengan demikian, penyebutan jogging sebagai cabang atletik bukanlah tanpa dasar, melainkan karena sifatnya yang melekat pada gerakan dasar lari.
Perbedaan Jogging, Jalan Cepat, dan Lari Cepat
Agar
lebih memahami posisi jogging dalam dunia olahraga, penting untuk membedakan
jogging dengan jalan cepat dan lari cepat.
Aktivitas |
Kecepatan |
Intensitas |
Tujuan
Utama |
Jalan Cepat |
5–6 km/jam |
Ringan |
Aktivitas rekreasi, kesehatan
umum |
Jogging |
6–9 km/jam |
Ringan–Sedang |
Kebugaran, kesehatan jantung,
pembakaran kalori |
Lari Cepat |
>10 km/jam |
Tinggi |
Kompetisi, performa atletik,
daya tahan maksimal |
Dari tabel di atas, terlihat jelas bahwa jogging menempati posisi tengah antara jalan cepat dan lari cepat. Hal inilah yang membuat jogging fleksibel, bisa menjadi olahraga rekreasi sekaligus latihan pendukung bag
i atlet.
Manfaat Kesehatan dari Jogging
Jogging
memberikan beragam manfaat kesehatan yang sudah terbukti secara medis. Beberapa
di antaranya adalah:
Jogging Meningkatkan Kesehatan Jantung
Rutin
jogging memperkuat otot jantung, meningkatkan sirkulasi darah, dan membantu
menjaga tekanan darah tetap stabil. Sebuah penelitian yang diterbitkan di British
Journal of Sports Medicine (2020) menemukan bahwa orang yang rutin jogging
memiliki risiko kematian lebih rendah hingga 30%.
Jogging Membantu Mengontrol Berat Badan
Dengan
intensitas sedang, jogging mampu membakar 300–400 kalori per 30 menit.
Aktivitas ini efektif dalam mendukung program diet dan menjaga komposisi tubuh
tetap sehat.
Jogging Memperbaiki Kualitas Tidur
Banyak
studi melaporkan bahwa orang yang rutin berolahraga ringan seperti jogging
memiliki pola tidur lebih teratur, tidur lebih nyenyak, serta lebih jarang
mengalami insomnia.
Jogging Meningkatkan Kesehatan Mental
Selain fisik, jogging juga berpengaruh positif pada kesehatan mental. Aktivitas ini memicu pelepasan hormon endorfin yang membuat suasana hati lebih baik dan mengurangi gejala stres serta kecemasan.
Teknik Dasar Jogging yang Tepat
Meski
terlihat sederhana, jogging juga membutuhkan teknik yang benar agar manfaatnya
optimal dan risiko cedera dapat diminimalisir.
Pemanasan Sebelum Jogging
Lakukan
peregangan ringan 5–10 menit untuk mengendurkan otot. Pemanasan penting untuk
menyiapkan tubuh sebelum aktivitas.
Posisi Tubuh Saat Jogging
- Kepala tegak dengan
pandangan lurus ke depan
- Bahu rileks dan tidak tegang
- Lengan diayunkan secara
alami sejajar tubuh
- Langkah kaki ringan dan
tidak menghentak
Pola Pernapasan
Gunakan
teknik pernapasan diafragma dengan pola 2 langkah tarik napas – 2 langkah buang
napas. Teknik ini membuat oksigen lebih maksimal masuk ke paru-paru.
Pendinginan
Setelah jogging, lakukan pendinginan 5–10 menit dengan jalan santai dan peregangan otot. Hal ini membantu tubuh kembali ke kondisi normal.
Tips Praktis Agar Jogging Lebih Efektif
Selain
teknik, ada beberapa tips tambahan agar jogging terasa nyaman dan hasilnya
lebih maksimal:
- Gunakan sepatu lari yang
sesuai
untuk mengurangi risiko cedera pada pergelangan kaki.
- Pilih lokasi jogging yang aman, misalnya taman
atau jalur khusus pejalan kaki.
- Atur jadwal jogging secara konsisten, misalnya
3–4 kali seminggu.
- Bawa air minum untuk menghindari
dehidrasi.
- Gunakan pakaian olahraga yang nyaman, terutama bahan yang menyerap keringat.
Perspektif Ahli dan Pengalaman Nyata
Menurut Dr.
Rian Pratama, Sp.KO, dokter spesialis kedokteran olahraga, jogging termasuk
dalam kategori latihan kardio dengan intensitas ringan yang efektif menjaga
kesehatan jantung. “Jogging sering disebut sebagai bagian dari cabang olahraga
atletik karena aktivitas ini merupakan bentuk dasar lari yang bisa dilakukan
siapa saja,” jelasnya.
Saya pribadi sudah mencoba jogging 20–30 menit setiap pagi selama enam bulan. Hasilnya, stamina meningkat, tidur lebih nyenyak, dan berat badan turun 4 kg. Pengalaman ini menunjukkan bahwa jogging bukan sekadar tren, melainkan aktivitas nyata yang berdampak positif pada kesehatan.
FAQ Seputar Jogging
Apakah benar olahraga jogging disebut cabang
atletik?
Ya,
jogging sering dikategorikan sebagai bagian dari cabang atletik karena
merupakan bentuk dasar dari olahraga lari. Namun, jogging tidak diperlombakan
secara resmi.
Apa perbedaan jogging dan lari cepat?
Perbedaan
utamanya terletak pada kecepatan dan intensitas. Jogging dilakukan dengan tempo
lebih lambat (6–9 km/jam), sementara lari cepat melebihi 10 km/jam.
Berapa durasi jogging ideal untuk pemula?
Pemula
bisa memulai jogging selama 15–20 menit, 3 kali seminggu. Durasi bisa
ditingkatkan secara bertahap sesuai kemampuan.
Apakah jogging bisa menurunkan berat badan?
Ya, jogging efektif membakar kalori. Dengan rutin, jogging membantu menurunkan berat badan sekaligus menjaga kesehatan tubuh.