Jogging vs Running: Panduan Ilmiah Memilih Gaya Lari yang Paling Tepat untuk Kesehatanmu


Dalam dunia kebugaran, jogging dan running sering dianggap serupa. Keduanya memang melibatkan gerakan yang sama — berlari. Namun, perbedaan intensitas dan tujuan latihan menjadikan keduanya memiliki dampak berbeda terhadap tubuh. Mengetahui perbedaan ini penting agar kamu dapat memilih gaya lari yang sesuai dengan kondisi fisik dan tujuan kebugaranmu.

Banyak orang mengira jogging hanya versi “pelan” dari berlari. Padahal, ada faktor ilmiah yang memengaruhi bagaimana tubuh membakar energi, menstimulasi otot, dan menyesuaikan diri terhadap beban latihan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam apa yang membedakan jogging dan running, manfaatnya, serta bagaimana keduanya bisa disesuaikan untuk kesehatan jantung, metabolisme, dan kebugaran menyeluruh.

Perbedaan Utama Antara Jogging dan Running

Secara ilmiah, jogging biasanya dilakukan dengan kecepatan di bawah 9 km/jam, sedangkan running berada di atas angka tersebut. Namun, perbedaan utamanya bukan hanya kecepatan, melainkan beban fisiologis yang diterima tubuh.

Jogging menempatkan tubuh pada zona aerobik, di mana oksigen mencukupi kebutuhan energi otot. Sebaliknya, running cenderung masuk ke zona anaerobik, yang lebih intens dan meningkatkan daya tahan serta pembakaran kalori dalam waktu singkat.

Menurut Harvard Medical School (2023), seseorang dengan berat 70 kg dapat membakar sekitar 298 kalori saat jogging selama 30 menit, dan sekitar 372 kalori saat running dengan intensitas sedang. Artinya, keduanya efektif, tergantung pada target latihan yang ingin kamu capai.

Manfaat Jogging untuk Kesehatan

Jogging memiliki keunggulan dalam hal konsistensi dan keamanan. Intensitasnya yang ringan memungkinkan dilakukan oleh berbagai kelompok usia, bahkan mereka yang baru memulai gaya hidup aktif.

Beberapa manfaat ilmiah jogging antara lain:

  • Menjaga kesehatan jantung dan paru-paru. Studi dari Copenhagen City Heart Study (Schnohr et al., 2015) menunjukkan bahwa jogging ringan 2–3 kali seminggu dapat menurunkan risiko kematian dini hingga 44%.
  • Meningkatkan mood dan menurunkan stres. Jogging merangsang pelepasan hormon endorfin yang meningkatkan suasana hati.
  • Membantu menurunkan berat badan secara berkelanjutan. Karena bersifat aerobik, jogging membantu tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama.

Manfaat Running untuk Kebugaran Maksimal

Jika kamu ingin meningkatkan performa, running menawarkan hasil lebih cepat. Latihan ini memperkuat jantung, meningkatkan kapasitas paru, dan mempercepat metabolisme.

Sebuah studi dari Journal of the American College of Cardiology (Lee et al., 2014) menemukan bahwa pelari memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung 30% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak berlari sama sekali. Running juga membantu meningkatkan kepadatan tulang, memperkuat otot kaki, dan membentuk postur tubuh yang lebih tegap.

Namun, intensitas tinggi juga berarti risiko cedera lebih besar jika tidak diimbangi pemanasan, sepatu yang tepat, dan teknik yang benar. Oleh karena itu, pelari disarankan berlatih bertahap, terutama jika baru memulai.

Tabel Perbandingan Jogging vs Running

Aspek

Jogging

Running

Kecepatan rata-rata

6–9 km/jam

>9 km/jam

Zona latihan

Aerobik

Anaerobik

Kalori terbakar (30 menit, 70 kg)

±298 kalori

±372 kalori

Risiko cedera

Rendah

Lebih tinggi

Efek terhadap jantung

Meningkatkan sirkulasi & daya tahan

Meningkatkan kapasitas jantung

Cocok untuk

Pemula & semua usia

Pelari berpengalaman & latihan performa

Tabel ini membantu kamu menentukan mana yang lebih cocok sesuai kondisi fisik. Jika tujuanmu menjaga kebugaran jangka panjang, jogging bisa jadi pilihan aman. Tapi jika kamu ingin meningkatkan stamina atau membakar kalori lebih banyak dalam waktu singkat, running bisa lebih efektif.

Cara Menentukan Gaya Lari yang Sesuai

Tidak ada gaya lari yang “lebih baik”. Yang terpenting adalah konsistensi dan keamanan.
Berikut beberapa panduan menentukan mana yang sesuai:

  1. Perhatikan detak jantung. Saat jogging, detak jantung ideal berada di 60–75% dari detak maksimalmu.
  2. Pertimbangkan kondisi sendi. Jika kamu memiliki masalah lutut atau pergelangan kaki, pilih jogging atau aqua jogging di air.
  3. Gunakan sepatu sesuai jenis latihan. Sepatu seperti VJ Running Shoes dapat membantu pelari di berbagai medan agar lebih stabil dan nyaman.
  4. Lakukan pemanasan & pendinginan. Dua hal ini sering diabaikan, padahal sangat penting untuk mengurangi risiko cedera otot.

Mengukur Efektivitas Latihan dengan “1 Hour Jog”

Salah satu cara terbaik untuk mengevaluasi hasil latihan adalah dengan mencoba program 1 hour jog secara teratur.
Latihan ini mengombinasikan daya tahan dan ketenangan mental. Dalam satu jam jogging, kamu tidak hanya membakar kalori secara efisien, tetapi juga meningkatkan kekuatan jantung dan sistem pernapasan.

Menurut American Heart Association (2022), aktivitas aerobik seperti jogging selama 150 menit per minggu sudah cukup untuk menjaga kesehatan jantung. Dengan latihan “1 hour jog” sebanyak tiga kali seminggu, kamu sudah memenuhi rekomendasi itu secara optimal.

Agar hasil maksimal:

  • Gunakan teknik pernapasan ritmis (2:2 breathing pattern).
  • Jaga postur tubuh tegak, bahu rileks, dan langkah ringan.
  • Hindari permukaan keras berlebihan untuk melindungi sendi.
  • Catat progress dalam jurnal kebugaran agar kamu bisa memantau peningkatan stamina dan kecepatan.

Tips Aman dan Efektif dalam Latihan Jogging dan Running

Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan selama latihan, berikut beberapa tips tambahan:

  • Gunakan pakaian olahraga yang breathable, terutama saat cuaca panas.
  • Hindari latihan berlebihan. Tubuh butuh waktu pemulihan minimal 24 jam di antara sesi intensif.
  • Minum cukup air. Dehidrasi bisa menurunkan performa hingga 10–20%.
  • Ganti sepatu lari setiap 500–800 km agar bantalan tetap berfungsi baik.
  • Dengarkan tubuhmu. Jika merasa nyeri tajam, berhenti dan periksa penyebabnya lebih dulu.

Kesimpulan (tanpa subjudul khusus)

Jogging dan running adalah dua aktivitas sederhana namun sangat efektif untuk menjaga kebugaran tubuh. Dengan memahami perbedaan keduanya, kamu bisa menentukan gaya latihan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanmu.

Jika kamu baru memulai, pilih jogging dan lakukan secara konsisten. Namun bila kamu ingin menantang diri, running akan memberi hasil yang lebih cepat. Yang terpenting, lakukan dengan teknik yang benar, sepatu yang tepat, serta pemahaman terhadap kondisi tubuhmu. Karena pada akhirnya, tujuan utama bukan sekadar berlari lebih cepat, tetapi hidup lebih sehat dan seimbang.

Lebih baru Lebih lama